top of page
Logo Avey Nusantara

Jasa Survey GPR untuk Mendeteksi Utilitas di Bawah Tanah

Ground Penetrating Radar (GPR) dapat digunakan untuk mengetahui informasi tentang utilitas di bawah permukaan tanah. Berikut adalah langkah-langkah umum melakukan survey GPR untuk mendeteksi utilitas di bawah tanah:

1. Penilaian Awal Survey GPR untuk Utilitas

Mengidentifikasi area yang akan diuji dan mengumpulkan informasi peta atau dokumen terkait yang mencantumkan lokasi utilitas yang diketahui. Kemudian melakukan komunikasi dengan pihak berwenang atau pemilik utilitas untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang lokasi dan tipe utilitas yang ada.

2. Persiapan Peralatan

Memastikan peralatan GPR dalam kondisi baik dan memilih antena GPR yang sesuai dengan kebutuhan deteksi. Frekuensi yang lebih tinggi umumnya memberikan resolusi yang lebih baik tetapi memiliki kedalaman penetrasi yang lebih rendah.

Frekuensi Antena (Mhz)
Ukuran Target Minimum (m)
Aproksimasi Jarak Kedalaman (m)
Penetrasi Kedalaman Maksimum
1000
Cm
0.05 - 0.2
0.5 - 4
400
≈ 0.05
1 - 5
3 - 10
200
0.05 - 0.5
1 - 10
5 - 15
100
0.1 - 1
2 - 15
15 - 25
50
≥ 0.5
5 - 20
20 - 30
25
≥ 1.0
5 - 30
35 - 60

Tabel Resolusi dan daya tembus gelombang radar (Mala Geoscience, 1997)

3. Akuisisi Data GPR

Melakukan pemindaian dengan menggerakkan perangkat GPR di atas permukaan tanah. Data yang didapat kemudian direkam untuk analisis lebih lanjut. Pemindaian dilakukan pada sudut dan arah yang optimal untuk mencakup seluruh area yang relevan.

Survey GPR di Cilegon, Meiden Engineering Indonesia

4. Pengolahan dan Interpretasi Data

Setelah pemindaian selesai, dilakukan analisis data untuk mengidentifikasi gambaran yang merupakan indikasi utilitas bawah tanah. Tanda-tanda karakteristik dan adanya anomali atau perubahan dalam pola gelombang dapat menunjukkan adanya pipa, kabel, atau saluran lainnya.

Contoh hasil interpretasi data GPR pipa dan kabel

5. Verifikasi Lapangan

Hasil analisis GPR perlu diverifikasi dengan pemeriksaan lapangan untuk memastikan akurasi dan jenis utilitas yang terdeteksi. Tim lapangan dapat melakukan penggalian kecil atau menggunakan metode konfirmasi lainnya untuk memverifikasi keberadaan utilitas.

Contoh verifikasi lapangan survey GPR untuk mendeteksi utilitas

6. Dokumentasi dan Pelaporan

Mendokumentasikan temuan GPR dan hasil verifikasi lapangan yang kemudian disajikan dalam laporan yang jelas dan rinci, termasuk peta lokasi utilitas dan rekomendasi untuk tindakan lebih lanjut.

7. Tindakan Pengelolaan Risiko

Berdasarkan dari informasi yang diperoleh maka akan diambil tindakan pengelolaan risiko yang sesuai seperti penyesuaian rencana konstruksi, perlindungan utilitas, atau pemindahan fasilitas yang ditemukan.

Penting untuk diingat bahwa penggunaan GPR dapat memberikan gambaran umum utilitas di bawah permukaan dan membutuhkan interpretasi Ahli di bidangnya agar mendapatkan hasil yang akurat dan relevan.

Logo Avey Nusantara

Jasa Survey GPR untuk Melihat Pondasi Bangunan di Bawah Tanah

Ground Penetrating Radar (GPR) dapat digunakan untuk mengetahui informasi tentang pondasi bangunan di bawah permukaan tanah. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menggunakan metode GPR dalam menentukan karakteristik pondasi bangunan:

1. Penilaian Awal

Mengidentifikasi area atau bangunan yang ingin dilakukan survey GPR dan menganalisis serta memahami sejarah konstruksi dan jenis pondasi yang mungkin digunakan.

2. Penilaian Peralatan Survey GPR

Memilih peralatan GPR dengan antena dan frekuensi yang sesuai untuk mendapatkan resolusi yang optimal tergantung pada kedalaman dan jenis struktur pondasi yang dicari.

Frekuensi Antena (Mhz)
Ukuran Target Minimum (m)
Aproksimasi Jarak Kedalaman (m)
Penetrasi Kedalaman Maksimum
1000
Cm
0.05 - 0.2
0.5 - 4
400
≈ 0.05
1 - 5
3 - 10
200
0.05 - 0.5
1 - 10
5 - 15
100
0.1 - 1
2 - 15
15 - 25
50
≥ 0.5
5 - 20
20 - 30
25
≥ 1.0
5 - 30
35 - 60

Tabel Resolusi dan daya tembus gelombang radar (Mala Geoscience, 1997)

3. Akuisisi Data GPR

Melakukan akusisi data GPR dengan memindahkan perangkat di atas permukaan tanah. Pemindaian dilakukan dalam pola yang sistematis membentuk grid dengan 4 sisi terhadap pondasi kolom dan mencakup seluruh area yang ingin dianalisis.

Survey GPR di Banjarmasin, PT Tectama Karya

4. Analisis Data

Setelah pemindaian selesai, dilakukan analisis data GPR untuk mengidentifikasi struktur bawah tanah yang mungkin merupakan bagian dari pondasi. Posisi dan bentuk struktur seperti batu fondasi, balok beton, atau pilar dapat terlihat sebagai pola anomali pada penampang GPR.

Contoh data pendugaan pilecap pondasi struktur

5. Verifikasi Lapangan

memverifikasi hasil GPR dengan melakukan pemeriksaan lapangan. Tindakan ini bisa melibatkan penggalian kecil untuk memeriksa struktur pondasi secara langsung atau menggunakan metode verifikasi lainnya.

6. Interpretasi data

Melakukan interpretasi data GPR dengan mempertimbangkan sejarah konstruksi dan jenis pondasi yang umumnya digunakan di daerah tersebut. Selain itu, perlu diperhatikan juga bahwa GPR memberikan gambaran yang relatif sehingga interpretasi akhir memerlukan kemampuan Ahli di bidangnya.

Contoh ilustrasi hasil GPR pondasi bangunan

7. Dokumentasi dan Pelaporan

Mendokumentasikan hasil temuan GPR dan hasil verifikasi lapangan serta menyajikan hasilnya dalam laporan yang jelas dan rinci, termasuk peta lokasi pondasi dan karakteristik struktural yang ditemukan.

Penggunaan GPR untuk mengetahui pondasi bangunan dapat memberikan informasi yang berharga untuk pemeliharaan, perencanaan konstruksi ulang, atau perubahan fungsi bangunan. Namun, perlu diingat bahwa ketepatan dan interpretasi hasil GPR sangat bergantung pada kondisi tanah dan pemahaman yang mendalam tentang struktur pondasi. Konsultasikan dengan profesional berpengalaman dalam GPR untuk memastikan interpretasi yang akurat dan relevan.

bottom of page